Bayu Skak Merilis Film Komedi Terbarunya, Lara Ati
Setiap orang memiliki passion untuk melakukan bermacam-macam hal yang mereka sukai. Namun, realitanya seringkali berakhir pahit dan membuat terasa menyebalkan. Hal inilah yang ingin diungkapkan oleh Bayu Skak dalam film terbarunya.
Influencer yang sukses menggarap “Yowis Ben” ini kembali akan meluncurkan film terbarunya berjudul “Lara Ati”. Di film ini, Bayu Skak tampil perdana sebagai sutradara tunggal.
Lara Ati merupakan drama komedi hasil produksi BASE Entertainment dan SKAK Studios. Penulis skenarionya adalah dua perempuan debutan, Anissa Pandan Sari dan Aisyah Ica Nurramadhani. Sederetan nama memerankan film komedi romantis ini antara lain Bayu Skak, Tatjana Saphira, Sahila Hisyam, Keisya Levronka, Cak Lontong, Ning Tini, dan Benidictus Siregar.
Jalan Cerita
Secara alur cerita, Lara Ati akan lebih banyak berfokus pada Joko (Bayu Skak) dan Ayu (Tatjana Saphira). Mereka dipertemukan melalui masalah mereka masing-masing. Sepanjang film berhasil memperkenalkan semua karakter dan konflik disajikan. Garis besarnya, Lara Ati menceritakan soal pekerjaan, cinta tak direstui, dan solidaritas pertemanan.
Dikisahkan, Joko (Bayu Skak) adalah seorang karyawan bank yang memendam mimpi menjadi seorang desainer. Ia suntuk dengan pekerjaan yang tak sesuai passionnya serta tekanan dari orang-orang sekitar.
Masalah pekerjaan pun menumpuk dengan masalah pekerjaan. Joko ditinggalkan sang kekasih Farah yang memilih bertunangan dengan lelaki pilihan Abahnya. Dalam kesedihannya, kawan-kawan Joko mempertemukan kembali Joko dengan teman masa kecilnya, Ayu. Mereka berjumpa di sebuah kafe di Surabaya.
Pertemuan mereka melahirkan rutinitas baru, apalagi mereka sama-sama dalam kondisi galau. Tapi masalah percintaanlah yang membuat mereka akrab, saling curhat, dan saling membantu.
Menjadi teman senasib, Joko dan Ayu sama-sama bertekad memperbaiki hidup. Sampailah pada kondisi Joko hampir balikan dengan Farah. Namun, Ayu mengetahui Farah mau menerima Joko kembali karena Joko sudah naik jabatan dan mantan tunangannya terjerat korupsi.
Sebaliknya, Joko mengetahui mantan Ayu, Alan yang hanya memanfaatkan Ayu. Hingga akhirnya Joko dan Ayu menyadari mereka saling mencintai. Mereka menjalin hubungan. Bisnis usaha coklat Ayu pun berjalan lancar. Joko menjadi desain grafis di usaha milik Ayu.

Film Standar Indonesia
Awal hingga pertengahan film berhasil memperkenalkan deretan karakter dan konflik. Namun, kondisi akhir kurang menyentuh yang membuat Lara Ati tak ada bedanya dengan film Indonesia genre serupa.
Lara Ati pada dasarnya memiliki cerita yang standar. Ketika seorang lelaki patah hati bertemu dengan perempuan lain pada saat dia mengejar keinginan terpendamnya. Alhasil, banyak bagian cerita yang mudah ditebak. Yang jadi spesial dari film ini adalah unsur-unsur Jawa Timur yang amat kental.
Seperti Yowis Ben, Lara Ati juga hadir dengan dialog beraksen Jawa Timur yang mendominasi sepanjang film. Karakter para karakternya pun tampak alami sebagai selingan. Tapi, penampilan Bayu Skak dan Tatjana Saphira masih terasa kurang menggugah. Bayu Skak terlihat sebagai dirinya sendiri. Begitu pun dengan Tatjana masih kentara dan terasa kurang cocok berbiacara logat Jawa Timur-an.
Hal menarik justru hadir pada Dono Pradana, Benidictus Siregar, Indra Pramujito, dan Keisya Levronka yang membuat film ini jadi lebih hidup. Ditambah dengan kehadiran Cak Kartolo dan Ning Tini sebagai orang tua Joko yang mampu menggugah tawa penonton dengan dialognya.
Perbedaan Lara Ati dan Yowis Ben, Lara Ati muncul dengan produksi lebih matang. Hal ini dapat terlihat dari visualnya lebih colorful dan sinematografi lebih baik. Lara Ati sedang tayang di seluruh bioksop Indonesia.