
Teror Anak Hilang di Balik Jailangkung Sandekala
Satu lagi film horor Indonesia tayang tahun ini. Film tersebut adalah Jailangkung Sandekala yang telah tayang mulai 22 September lalu. Meski ada banyak film berjudul Jailangkung, ternyata film ini tidak ada hubungan dengan film Jailangkung lainnya.
Film garapan Kimo Stamboel ini menggandeng deretan aktor ternama seperti Titi Kamal, Dwi Sasono, Deva Mahendra, Teuku Rifnu Wikana, Giulio Parengkuan, Mike Lucock, Muzakki Ramdhan, Yoga Pratama, dan Taskya Namya.
Jalan Cerita
Dikisahkan satu keluarga, Adrian (Dwi Sasono) dan istrinya Sandra (Titi Kamal) melakukan perjalanan bersama dua anaknya Niki (Syifa Hadju) dan Kinan (Muzakki Ramdhan) untuk berlibur.
Sore harinya sampailah mereka di suatu waduk lalu menikmati keindahan waduk tersebut. Adrian dan Sandra yang tengah hamil sedang asik mengobrol. Begitu pun dengan Niki yang diminta untuk menjaga adikknya, Kinan.
Menjelang magrib, teror dimulai ketika Kinan tiba-tiba hilang. Sontak mereka panik dan langsung mencari keberadaan Kinan. Proses investigasi pencarian Kinan juga melibatkan pasukan polisi dipimpin Majid (Mike Lucock). Dalam proses pencarian, Niki menemukan sebuah boneka yang ternyata Jailangkung.
Pemilihan dialog dalam film terasa sangat dekat seakan mudah ditebak. Apalagi saat masuk pertengahan film, penonton seolah bisa mengira endingnya. Mungkin saja Jailangkung Sandekala terinspirasi dari serial Stranger Things. Menghilangnya Kinan secara misterius mirip dengan hilangnya Will Byers dalam serial Netflix itu. Pendekatan investigasinya juga melibatkan pasukan polisi.
Bagi yang hafal ritual pemanggilan Jailangkung akan dibuat terkejut pada awal film. Dengan rating usia penonton 13 tahun ke atas, Jailangkung Sandekala masih dapat menghadirkan momen brutal. Namun, film ini terbilang cocok untuk penonton yang lebih mementingkan intensitas elemen horor ketimbang jalan cerita. Jumpscare menjadi elemen adalam dalam film ini yang dirasa mampu membuat takut penontonnya.
Akting yang Memukau
Titi Kamal bisa dibilang sukses mendalami peran sebagai Sandra dengan diimbangi akting Dwi Sasono. Adrian sebagai sosok ayah penuh tanggung jawab. Dalam pencarian anaknya ia masih memikirkan kondisi istrinya yang tengah hamil besar.
Akting Syifa Hadju penuh ketakutan dan kebingungan menambah ketegangan sepanjang film. Pun dengan akting Giulio Prangekuan hingga Yoga Pratama sukses memberikan suasana mengerikan dengan karakter mereka masing-masing.
Di balik kerennya aktor, sayangnya film garapan Kimo Stamboel ini masih ada kekurangan. Kali ini, Kimo Stamboel lebih banyak menggunakan efek visual CGI pada sejumlah adegan. Namun, penggunaan efek CGI terasa kurang rapi sehingga beberapa adegan terlihat seperti animasi dan tak realistis. Ini berdampak pada momen gore yang kurang menyeramkan sebab akan terlihat efek visual CGI ketimbang nuansa menyeramkan.
Misalnya momen kepala diputar tampak kurang halus. Kendati demikian, pengambilan angle kamera dan pencahayaan film cukup bagus.
Jika mencari film horor yang seram, kayaknya Jailangkung bukan pilihan yang tepat. Kekurangan unsur horor lainnya dalam film ini adalah jarangnya penampakan secara utuh sosok hantu. Jailangkung Sandekala lebih banyak menyuguhkan banyak jumpscare yang akan membuat penonton kaget hingga berteriak histeris. Tapi, film ini sukses menghadirkan suasana seram tanpa menampakkan hantu secara utuh.
Secara keseluruhan, misteri demi misteri tetap dikemas dengan baik. Jika dibandingkan dengan film Jailangkung lainnya, versi Sandekala terasa lebih fresh. Seperti eksplorasi misteri Jailangkung yang kompleks dan tak pernah dijelaskan di film Jailangkung lainnya. Lalu plot cerita cukup apik didukung peran yang dimainkan tiap castnya.