The Fabelmans: Menyelami Masa Muda Sineas Ternama Steven Spielberg
Sutradara ternama Steven Spielberg baru saja membentuk The Fabelsmans, kisah semi otobiografi yang ia tulis bersama Tony Kushner. Mereka telah bekerja sama dalam beberapa film, yakni Munich (2005), Lincoln (2012), dan West Side Story (2021).
Karya teranyar Spielberg ini menceritakan dirinya sendiri. Padahal ia pun belum pernah menulis skenario orisionil yang langsung ia sutradarai sejak film Close pada tahun 1977. Lantas, kehadiran Kushner dalam The Fabelsman bisa memberikan dimensi lebih dalam kisah masa kecil sang sineas termasyur ini.
Karakter Spielberg disamarkan dalam sosok Sam Fabelmans (diperankan Gabriel LaBelle), seorang lelaki muda keturunan Yahudi. Sam Fabelmans dirangsang oleh ibunya, Mitzi (Michelle Williams) untuk menyukai sinema. Sejak itulah ia mulai menekuni hobinya sebagai sineas. Namun, sang ayah, Burt (Paul Dano) yang konvensional pun mempertanyakan keseriusannya.
Jalan Cerita
Kisah Sam menjadi satu hal menarik untuk disaksikan. Meski Spielberg hanya mengisahkan dirinya sendiri, tapi tak ada kesan pemaksaan idealisme atau penyembongan diri seorang Spielberg. Jika ada sedikit pujian, itu memang layak diberikan kepada karakternya.
Sam yang terlahir sebagai seorang sineas dan lingkungan sekitarnya memang menjadi fokus menarik. Spielberg menulis karya ini seperti menulis surat cinta terhadap dirinya sendiri. Akan tetapi, kisah multidimensionalnya juga bisa menjadi surat cinta terhadap para sineas. Terlebih lagi, Spielberg menyisipkan porsi besar untuk mengucapkan rasa sayang kepada kedua orang tuanya.
Sam kecil tumbuh di Arizona tepat setelah berakhirnya Perang Dunia kedua. Ia tinggal bersama ibunya yang merupakan seorang pianis dan ayahnya seorang insinyur komputer. Suatu hari, Sam diajak orang tuanya menonton film di bioskop untuk pertama kalinya. Mereka menonton film The Greatest Show on Earth Fabelman.
Pengalaman pertama kali menonton film di bioskop tak diduga bakal mengubah hidup Sam untuk selamanya. Ia terkesan dengan sinema dan tertarik membuat film dengan caranya sendiri. Bagian paling menarik menurut Sam dalam film The Greatest Show on Earth Fabelman adalah adegan kecelakaan kereta api. Lalu, ia meminta satu set mainan untuk direkam dengan kamera 8mm milik sang ayah.
Paul Dano memerankan Burt sebagai seorang ayah yang tenang dan sabar sepertinya menjadi lembaran barau dari karier Dano. Karakternya melebur di dalam Fabelsman mengikuti arus yang dibawakan oleh Sam dan Mitzi yang benar-benar mencuri perhatian dalam film ini sebagai karakter utama.
Mitzi memberikan corak yang berbeda dalam kisah hidupnya Sam. Peran Mitzi sebagai perempuan berbakat artistik besar yang terkekang realitas sebagai istri konvensional menciptakan kompleksitas dalam karakternya.
Dalam kariernya sebagai sutradara hebat, Mitzi ditulis mirip sesuai sosok ibunya Spielberg, Leah Adler. Karakter ini disebut sebagai salah satu karakter hebat yang hadir dalam The Fabelsman. Didukung dengan William yang memerankan karakter Mitzi sangat maksimal. Sosoknya energik, namun ia paham kapan energi itu akan membara dan kapan energi itu akan padam.
Hal menarik lainnya dalam hidup Sam adalah kesulitan sosialnya sebagai keturunan Yahudi. Kendati demikian, Spielberg tak menjadikan film ini dilihat dari dimensi-dimensi gelap saja. Ia bisa menunjukkan esensi The Fabelmans sebagai film keluarga yang dapat dinikmati semua kalangan.
Bagi Spielberg, The Fabelmans mungkin adalah karyanya yang punya penikmat paling spesifik. Film ini tersaji dalam durasi dua setengah jam, sudah tayang di bioskop sejak 23 November 2022 lalu.
