The Woman King, Film yang Menceritakan Sejarah Hebat Wanita Afrika
Hollywood kerap membuat film dengan cerita adaptasi sejarah di kehidupan nyata. Tidak hanya seputar Amerika atau Eropa, Hollywood juga mengadaptasi sejarah belahan bumi lainnya. Belum lama ini, salah satu rumah produksi Hollywood, Sony Pictures menggarap sebuah film adaptasi sejarah Afrika berjudul The Woman King.
The Woman King disutradai oleh Gina Prince-Bythewood yang juga mengarahkan film The Old Guard. Film ini mengangkat kisah perbudakan di Afrika masa itu. Dalam sejarah, tak banyak diceritakan peran perempuan yang berpengaruh di dunia. Apalagi berasal dari negara-negara berkembang di Afrika. Oleh karenanya, kisah yang diangkat di The Woman King jadi unik dan menyegarkan.

Jalan Cerita
The Woman King berkisah tentang Agojie, prajurit wanita yang melindungi kerajaan Dahomey di Afrika Barat selama abad 17-19. Film berlatarkan tahun 1823 ini memperlihatkan seorang Jenderal Agojie bernama Nanisca mempertahankan kejayaan Dahomey dari jajahan Kerajaan Oyo dan bangsa Eropa.
Adegan badass-nya Agojie mengalahkan Kerajaan Oyo dan membebaskan para tawanan yang hendak dijual ke bangsa Eropa sudah disuguhkan sejak awal film. Pada saat itu Kerajaan Oyo terlibat konflik dengan Kerajaan Dahomey. Konflik bermula dari perdagangan budak yang juga terlibat bangsa Eropa di dalamnya.
Akan tetapi, Nanisca mempunyai masa kelam yang dibuat oleh pemimpin Oyo. Inilah menjadi kelemahan Nanisca saat memimpin Agojie untuk berperang. Kendati begitu, Nanisca berusaha keras menutupi segalanya lantaran ia adalah seorang pemimpin.
Nanisca bertekad menghancurkan tradisi perbudakan wanita. berusaha melenyapkan Kerajaan Oyo beserta pasukannya. Termasuk melawan Nawi yang ambisius. Nawi merupakan anak buangan keluarganya dan dikirim ke kerajaan untuk berlatih menjadi pasukan Agojie. Ternyata, kemampuannya di atas rata-rata.
Sepanjang film akan dipertontonkan adegan kebrutalan. Adegan tusuk menusuk tersaji antara tentara Agojie buat mempertahankan wilayahnya. Totalitasnya seperti adegan-adegan perkelahian sangatlah apik. Penonton akan dibuat takjub dengan ketegasan Nanisca sebagai pemimpin Agojie.
Karakter Nanisca diperankan oleh Viola Davies. Ia sangat lihai memerankan karakter seorang Jenderal Agojie yang penuh masalah, selain menunjukkan karekater Nanisca yang penuh dengan kemarahan. Akting Viola Davis memerankan Nanisca sudah tidak perlu diragukan lagi.
Viola beradu akting dengan Thuso Mbedu sebagai Nawi. Akting Thuso Mbedu cukup dominan mulai dari memperlihatkan raut wajah senang, sedih, serta kemampuannya dalam adegan aksi. Selain itu ada Sheila Atim, John Boyega, dan Lashana Lynch.
Film The Woman King telah tayang di Festival Film Internasional Toronto tanggal 9 September 2022. Film berdurasi 135 menit itu juga telah rilis di Amerika pada 16 September 2022. Sedangkan di Indonesia baru diluncurkan 5 Oktober 2022 di seluruh bioskop.
Penayangannya mendapatkan banyak respon positif. Salah satunya The Woman King mendapatkan rating 94 persen dapat dilihat di situs Rotten Tomatoes. Produksi film The Woman King menelan biaya Rp757 Miliar. Terhitung 3 Oktober 2022, film ini sudah balik modal.
The Woman King cukup menarik dan layak untuk ditonton. Cerita yang tidak terlalu berat dan penyuka film action juga bakal terhibur dengan adegan perkelahian.
Pemeran dalam film The Woman King didominasi pemain kulit hitam sebab film ini megambil latar di Benua Afrika. Jalan ceritanya pun diangkat dari kisah nyata perbudakan di wilayah Afrika. Seperti jual beli budak wanita ke orang-orang Afrika di masa lalu.
Kerajaan Dahomey sebagai pusat cerita di film The Woman King ternyata benar-benar ada di dunia nyata. Konon, Kerajaan Dahomey telah berganti nama menjadi Benin, berlokasi di wilayah Afrika Selatan.